PEMBAHASAN
A. Hakekat Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan
adalah tindakan pemilihan alternatif. Hal ini berkaian dengan fungsi
manajemen.. Misalnya, saat manajer merencanakan, mengelola, mengontrol, mereka
membuat keputusan. Akan tetapi, ahli teori klasik tidak menjelaskan peng
keputusan tersebut secara umum. Pelopor teori manajemen seperti Fayol dan
Urwick membahas pengambilan keputusan mengenai pengaruhnya pada delegasi dan
otoritas, sementara bapak manajemen-Frederick W. Taylor-
hanya menyinggung metode ilmiah sebagai pendekatan untuk pengambilan keputusan.
Seperti kebanyakan aspek teori organisasi modern, analisis awal pengambilan
keputusan dapat ditelusuri pada Chester Barnard. Dalam The Functions of the Exec Barnard
memberikan analisis komprehensif mengenai pengambilan keputusan clan menyat
"Proses keputusan ... merupakan teknik untuk mempersempit pilihan."
Kebanyakan pembahasan
proses pengambilan keputusan terbagi dalam beberapa langkah. Hal ini dapat ditelusuri dari ide yang
dikembangkan Herbert A. Simon, ahli teori kepufusan dan organisasi yang
memenangkan hadiah Nobel, yang mengonseptualisasikan tiga tahap utama dalam proses,
pengambilan keputusan:
l. Aktivitas
inteligensi. Berasal dari pengertian militer
"intelligence," Simon mendeskripsikan tahap awal ini sebagai penelusuran
kondisi lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan.
2. Aktivitas desain. Selama tahap kedua,
mungkin terjadi tindakan penemuan, pengembangan, dan analisis masalah.
3. Aktivitas memilih. Tahap ketiga
dan terakhir ini merupakan pilihan sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari
yang tersedia
Berhubungan dengan tahap-tahap tersebut, tetapi lebih
empiris (yaitu, menelusuri keputwq sebenarnya dalam organisasi), adalah langkah
pengambilan keputusan menurut Mintzberg a koleganya:
1. Tahap
identifikasi, di mana pengenalan
masalah atau kesempatan muncul
dan diagnosis dibuat Diketahui
bahwa masalah yang berat mendapatkan diagnosis yang ekstensif dan sistematis,
tep masalah yang sederhana tidak.
2. Tahap
pengembangan, di mana terdapat pencarian prosedur atau solusi standar yang ada as mendesain
solusi yang baru. Diketahui bahwa proses desain merupakan proses
pencarian d percobaan di mana pembuat keputusan hanya mempunyai ide solusi
ideal yang tidak jelas.
3. Tahap seleksi, di mana pilihan solusi dibuat.
Ada tiga cara pembentukan seleksi: dengan penilainn pembuat keputusan,
berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan analisis logis; dengan analisis
alternatif yang logis dan sistematis; dan dengan tnwar-menawar saat
seleksi melibatkan kelompok pembuat keputusan dan semua manuver politik yang
ada. Sekali keputusan diterima secara formal, otorisasi pun kemudian dibuat.

Gambar 1. Tahap
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Menurut Mintzberg
Gambar 1 merangkum tahap
pengambilan keputusan berdasarkan penelitian Mintzberg. Baik terekspresi dalam
tahap Simon maupun Mintzberg, terdapat langkah awal yang dapat diidentifikasi
yang menghasilkan aktivitas pemilihan dalam pengambilan keputusan. Perlu
dicatat bahwa pengambilan keputusan merupakan proses dinamis, terdapat banyak
celah berupa umpan balik dalam setiap tahap. "Celah umpan balik dapat
disebabkan oleh masalah waktu, politik, ketidaksetujuan antarmanajer,
ketidakmampuan untuk mengidentifikasi alternatif yang tepat atau
mengimplementasikan solusi, pergantian manajer, atau munculnya alternatif baru
secara tiba-tiba. Yang penting adalah pengambilan keputusan merupakan proses
dinamis. Proses dinamis ini mempunyai implikasi perilaku dan strategis pada
organisasi. Penelitian empiris terbaru mengindikasikan bahwa proses keputusan
yang mencakup pembuatan pilihan strategis menghasilkan keputusan yang baik
dalam organisasi 6 tetapi masih terdapat banyak masalah, yakni manajer
mengambil keputusan yang salah.' Kembali ke peranan dominan yang dimainkan
teknologi informasi dalam analisis dan praktik pengambilan keputusan yang
efektif,e relevansi studi dan aplikasi perilaku organisasi ini adalah apa yang
disebut perilaku pengambilan keputusan.
B. Perilaku Pengambilan Keputusan
Perilaku pengambilan keputusan berkaitan dengan ahli teori
perilaku organisasi seperti dalam buku March dan Simon, Organization, pada
tahun 1958, tetapi bidang tersebut menjadi lebih menarik dengan topik seperti
motivasi dan tujuannya, dan menekankan berkurangnya pengambilan keputusan.
Bidang :perilaku pengambilan keputusn dikembangkan di luar jalur teori dan penelitian
perilaku organisasi oleh psikolog kognitif dan ahli teori keputusan dalam ilmu
ekonomi dan informasi. Akan tetapi, barubaru ini muncul kembali minat mengenai
perilaku pengambilan keputusan, dan kembali ke jalur bidang perilaku
organisasi.
Meskipun teori pengambilan keputusan klasik berjalan dalam
asumsi rasionalitas dan kepastian, tetapi tidak begitu halnya dengan teori
keputusan perilaku. Ahli teori perilaku pengambilan keputusan sependapat bahwa
individu mempunyai keterbatasan kognitif. Kompleksitas organisasi dan dunia
secara umum menyebabkan individu bertindak dalam situasi ketidakpastian dan
informasi begitu arnbigu dan tidak lengkap." Kadang-kadang risiko dan
ketidakpastian ini menyebabkan pembuat kepuhisan organisasi mempunyai keputusan
yang diragukan, atau tidak etis (lihat Contoh Aplikasi OB: Wengikuti Persaingan
atau Tersingkir?) Dikarenakan ketidakpastian dan ambiguitas, sejumlah model pengambilan
keputusan telah ada selama bertahun-tahun. Dasar dan titik awal untuk
mengembangkan menganalisis berbagai model perilaku pengambilan keputusan adalah
tetap mempertahankan tingkat dan arti rasionalitas.